Indonesia


Indonesia, negeri elok nan subur. Siapa yang tidak kenal Indonesia? Sebuah negara kepulauan besar yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Indonesia, sebuah negara maritim besar yang kaya akan sumber daya alam. Tak heran, bila Indonesia banyak diincar oleh negara-negara lain semasa penjajahan.
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam dan suku bangsa. Indonesia kaya akan adat dan tradisi, begitulah katanya. Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau yang menyimpan keunikan tersendiri. Seharusnya kita bangga terhadap Indonesia. Namun pada kenyataannya, akhir-akhir ini rasa bangga dan cinta kita kepada negara mulai memudar. Rasa cinta bukan berarti semata-mata begitu mencintai dan mengagungkan, namun yang dimaksud disini adalah menghargai Indonesia sebagai negara sendiri.
Sungguh aneh memang, saat kita lihat banyak orang dari luar Indonesia begitu menghargai negara ini namun para pemudanya mulai kehilangan rasa menghargai negerinya sendiri. Aku rasa lambat laun, kita mulai berubah. Dewasa ini, banyak yang mulai beralih menjadi lebih menghargai dan membanggakan negeri orang. Kenapa bisa begitu? Inilah beberapa alasannya:


1. Globalisasi
 Globalisasi yang mengubah dunia ini menjadi lebih sempit, dan tak ada batas. Semua serba mudah. Mudah mengenal negeri orang, dan mudah melupakan negeri sendiri. Dengan globalisasi, kita dapat dengan mudah melihat negeri orang dan jatuh hati padanya hingga melupakan negeri sendiri. Misalnya, ketika kita melihat negeri luar dan kita melihat bahwa disana lebih bagus daripada negeri sendiri dan kita malah membanggakan negeri tersebut dan menghina serta tidak menghargai negeri sendiri.

2. Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan segala sesuatu yang ada di negeri sendiri membuat rasa menghargai negeri sendiri pudar. Ketidakpercayaan terhadap orang-orang penguasa negeri ini, ketidakpercayaan terhadap masa depan negeri ini. Karena ketidakpercayaan inilah, banyak yang mulai kehilangan rasa menghargainya. Kalau sudah tidak percaya, bagaimana mau cinta? Cinta itu butuh kepercayaan, bukan?

3. Ketidakpuasan
Ketidakpuasan terhadap negeri sendiri. Ketidakpuasan dalam bidang apapun dapat mengurangi rasa menghargai terhadap negeri ini. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan, terhadap karya-karya negeri sendiri, dll. Karena merasa tidak puas, maka banyak yang mulai melirik negeri orang.

4. Kekecewaan
Bila sudah kecewa, rasanya ingin lari saja, bukan? Kekecewaan terhadap negeri ini. Merasa tidak puas, tidak percaya dan akirnya kecewa. Kekecewaan itu dapat timbul dari mana saja, mulai dari kecewa terhadap masa lalu, kecewa terhadap kekuasaan di negeri ini, ataupun kecewa terhadap bangsa ini. Kalau sudah merasa kecewa, hatipun ikut kecewa dan merasa,"Lebih baik pergi daripada dikecewakan."

Mungkin, hal-hal diataslah yang menimbulkan kurangnya rasa menghargai bangsa sendiri. Rasa kurang menghargai itu memang bisa muncul ketika kita melihat negeri ini dari satu sisi. Namun, mengapa kita tidak coba lihat dari dua sisi? Jika kita terbiasa melihat dari sisi negatif, maka cobalah untuk melihat dari sisi positifnya. Cari sisi positifnya dan gali terus hingga sisi positif itu benar-benar muncul dan mencuat ke permukaan. Bila generasi muda sudah tak cinta negerinya, maka bagaimana nasib negeri ini nanti? Siapa yang akan jadi penerusnya? Bila kita sudah kecewa terhadap apa yang ada sekarang, mengapa kita tak coba untuk berusaha memperbaikinya daripada meninggalkannya? Bila kita mau, maka ada jalan. Boleh saja kita melihat negeri orang sebagai perbangingan, sejauh mana kita telah melangkah. Haruskah kita merelakan negeri yang telah susah payah diupayakan kemerdekaannya ini terus tertinggal dan terjajah?

Comments

Popular Posts