Diam, Menunggu


Rapuh 
Lalu, hilang diterpa angin layaknya partikel debu 
Runtuh, seruntuh-runtuhnya 
Refleksinya pun tak lagi jelas 
Kabur, bahkan tak karuan 

Tak lagi mengalir seperti air 
Tak lagi berayun bersama angin 
Kini merangkak searah dengan fatamorgana dan ilusi 

Bisikan abstrak tentang mati 
Yang sejatinya hanya asa yang hilang menembus cakrawala 
Bukan, bukan mati karena hilangnya nyawa 
Hanya separuh hidup, 
Mati kehilangan asa 

Menunggu 
Ditengah kesenyapan lorong-lorong jiwa 
Dalam gelapnya persimpangan takdir 
Tak berani tegak 
Layaknya berharap dalam kehampaan 

Comments

Popular Posts